7.3.07

Kekerasan dengan "restu" Tuhan

EurekAlert!: When God sanctions violence, believers act more aggressively

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa membaca naskah keagamaan yang menggambarkan kekerasan dapat meningkatkan perilaku agresif, terutama bagi orang yang mengaku taat. Mungkin hal tersebut dapat menjelaskan mengapa orang dapat melakukan kekerasan dengan alasan atas nama Tuhan atau agama.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa media yang menggambarkan kekerasan memang dapat meningkatkan agresivitas, terutama bila orang mengidentifikasikan diri dengan tokoh yang digambarkan melakukan kekerasan, dan bila kekerasan tersebut tampak dibenarkan (misalnya bila korban kekerasan tersebut digambarkan layak menerima nasibnya). Penelitian yang dilakukan di Utah, Amerika Serikat, dan Amsterdam, Belanda ini berusaha meneliti efek serupa pada media yang berupa teks keagamaan.

Dalam penelitian ini, para peserta penelitian diberi suatu bacaan yang menggambarkan kekerasan, yaitu pembunuhan seorang wanita yang dilanjutkan dengan balas dendam oleh suami wanita tersebut. Separoh sukarelawan diberi tahu bahwa bacaan tersebut diambil dari Alkitab, sedangkan separoh lainnya diberi tahu bahwa bacaan tersebut diambil dari naskah kuno temuan arkeolog. Selain itu, separoh dari masing-masing kelompok tersebut diberi bacaan dengan versi berisi tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk menyerang pelaku kekerasan tersebut. Semua peserta tersebut telah terlebih dahulu memberikan keterangan mengenai kepercayaan (atau ketidakpercayaan) terhadap Tuhan.

Setelah diberi bacaan tadi, para peserta dilibatkan dalam uji untuk mengukur tingkat agresivitas. Mereka dipasang-pasangkan untuk berkompetisi mengerjakan suatu tugas sederhana dan diberi tahu bahwa pemenangnya dapat "menggempur" lawannya dengan suara melalui headphone sampai senyaring 105 desibel, atau setara dengan alarm kebakaran.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa para peserta menyerang lawannya dengan bunyi yang lebih nyaring—dengan kata lain, menjadi lebih agresif—bila peserta tersebut diberi tahu bahwa teks yang mereka baca berasal dari Alkitab ataupun bila teks bersangkutan menyebut-nyebut Tuhan yang memerintahkan hukuman terhadap pelaku kekerasan. Selain itu, peningkatan agresivitas tersebut tampak lebih besar terjadi pada peserta yang mengaku diri percaya kepada Tuhan daripada pada peserta yang mengaku ateis. Dengan demikian, penelitian ini mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu bahwa orang dapat menjadi agresif bila terpapar pada media yang menceritakan kekerasan maupun kekerasan yang dibenarkan.

Namun demikian, hasil penelitian tersebut tidak berarti bahwa membaca teks keagamaan yang menceritakan kekerasan akan otomatis meningkatkan agresivitas. Para peneliti tersebut membahas bahwa hanya bila konteks kekerasan dalam teks keagamaan yang difokuskan, seperti dalam penelitian ini, agresivitas akan meningkat.

Bentuk pdf siap terbit artikel jurnal laporan penelitian tersebut dapat diperoleh dari sini.


...dan omong-omong...

Labels: , ,


...selengkapnya

1.3.07

Bawang tidak terbukti menurunkan kadar kolesterol

PhysOrg.com: Garlic's value in treating cholesterol may be more fiction than fact

Sejak dulu bawang putih disebut-sebut sebagai bahan alami berkhasiat bagi kesehatan, dari meningkatkan daya ingat sampai mencegah kanker. Kini, hasil penelitian terbaru mempertanyakan kemampuan bawang untuk menurunkan kadar kolesterol. Kesimpulannya: tidak ada bukti nyata bahwa bawang memiliki kemampuan tersebut.

Pada penelitian yang dilakukan di Universitas Stanford, AS tersebut, 192 orang subjek penelitian berumur 30-65 tahun dengan kadar kolesterol "jelek" (LDL) cukup tinggi dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing dari mereka lalu mengonsumsi bawang 6 hari seminggu selama 6 bulan; kelompok pertama mengonsumsi bawang putih mentah, kelompok kedua dan ketiga mengonsumsi produk suplemen dari bubuk bawang putih, dan kelompok terakhir mengonsumsi placebo. Setiap harinya masing-masing subjek mengonsumsi jumlah bawang yang setara dengan satu siung.

Hasilnya, tidak satupun bahan bawang tersebut yang secara statistik signifikan menurunkan kadar kolesterol subjek penelitian. Dengan hasil tersebut penelitian ini telah menambah daftar penelitian sebelumnya mengenai khasiat bawang putih untuk menurunkan kolesterol yang memang sangat tidak konsisten. Namun demikian, para peneliti itu juga menyebutkan bahwa hasil penelitian setelah tahun 1995 secara konsisten menunjukkan tidak adanya efek signifikan bawang terhadap kadar lipid darah.

Hasil penelitian ini, seperti semua penelitian lain, tidaklah dapat dijadikan acuan mutlak. Para peneliti tersebut juga menyatakan bahwa hasil penelitian mereka tidak menunjukkan bahwa bawang putih tidaklah memiliki khasiat bagi penyakit jantung pada umumnya.

Labels: , ,


...selengkapnya