4.4.07

Nyamuk canggih kebal malaria

SciDev.Net: Scientists create GM mosquitoes to fight malaria

Malaria merupakan penyakit menular yang mengakibatkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun. Malaria dapat menular bila nyamuk yang sudah mengandung parasit penyebab malaria menggigit manusia. Baru-baru ini para ilmuwan telah berhasil merekayasa nyamuk secara genetik sehingga tidak dapat dijangkiti oleh parasit malaria, yaitu plasmodium. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penularan malaria pada manusia.

Dalam rekayasa genetika tersebut, para ilmuwan menyisipkan gen tertentu ke dalam nyamuk yang dapat membuat nyamuk tersebut kebal terhadap plasmodium. Nyamuk rekayasa ini lalu dilepas bersama nyamuk biasa di dalam kandang khusus berisi tikus yang sudah terjangkit malaria. Diharapkan bahwa bila nyamuk yang kebal malaria tersebut mendominasi populasi, infeksi malaria dapat dikurangi.

Nyamuk hasil rekayasa tersebut ternyata mendominasi populasi nyamuk sampai 70 persen setelah sembilan generasi. Nyamuk-nyamuk ini memiliki tingkat keberhasilan hidup yang lebih tinggi dan bertelur lebih banyak dibandingkan dengan nyamuk biasa bila sama-sama "diberi makan" darah yang sudah terinfeksi malaria.

Namun demikian, keunggulan tersebut tidaklah cukup besar untuk memastikan bahwa populasi nyamuk alami akan tergantikan seluruhnya oleh nyamuk rekayasa tersebut. Para ahli berpendapat bahwa temuan baru ini paling baik diterapkan pada pulau atau daerah yang di dalamnya terdapat kantong-kantong malaria. Nyamuk rekayasa tersebut diharapkan dapat mendominasi populasi nyamuk alami di daerah-daerah seperti itu.


...dan omong-omong...

Labels: , , ,


...selengkapnya

7.3.07

Kekerasan dengan "restu" Tuhan

EurekAlert!: When God sanctions violence, believers act more aggressively

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa membaca naskah keagamaan yang menggambarkan kekerasan dapat meningkatkan perilaku agresif, terutama bagi orang yang mengaku taat. Mungkin hal tersebut dapat menjelaskan mengapa orang dapat melakukan kekerasan dengan alasan atas nama Tuhan atau agama.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa media yang menggambarkan kekerasan memang dapat meningkatkan agresivitas, terutama bila orang mengidentifikasikan diri dengan tokoh yang digambarkan melakukan kekerasan, dan bila kekerasan tersebut tampak dibenarkan (misalnya bila korban kekerasan tersebut digambarkan layak menerima nasibnya). Penelitian yang dilakukan di Utah, Amerika Serikat, dan Amsterdam, Belanda ini berusaha meneliti efek serupa pada media yang berupa teks keagamaan.

Dalam penelitian ini, para peserta penelitian diberi suatu bacaan yang menggambarkan kekerasan, yaitu pembunuhan seorang wanita yang dilanjutkan dengan balas dendam oleh suami wanita tersebut. Separoh sukarelawan diberi tahu bahwa bacaan tersebut diambil dari Alkitab, sedangkan separoh lainnya diberi tahu bahwa bacaan tersebut diambil dari naskah kuno temuan arkeolog. Selain itu, separoh dari masing-masing kelompok tersebut diberi bacaan dengan versi berisi tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk menyerang pelaku kekerasan tersebut. Semua peserta tersebut telah terlebih dahulu memberikan keterangan mengenai kepercayaan (atau ketidakpercayaan) terhadap Tuhan.

Setelah diberi bacaan tadi, para peserta dilibatkan dalam uji untuk mengukur tingkat agresivitas. Mereka dipasang-pasangkan untuk berkompetisi mengerjakan suatu tugas sederhana dan diberi tahu bahwa pemenangnya dapat "menggempur" lawannya dengan suara melalui headphone sampai senyaring 105 desibel, atau setara dengan alarm kebakaran.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa para peserta menyerang lawannya dengan bunyi yang lebih nyaring—dengan kata lain, menjadi lebih agresif—bila peserta tersebut diberi tahu bahwa teks yang mereka baca berasal dari Alkitab ataupun bila teks bersangkutan menyebut-nyebut Tuhan yang memerintahkan hukuman terhadap pelaku kekerasan. Selain itu, peningkatan agresivitas tersebut tampak lebih besar terjadi pada peserta yang mengaku diri percaya kepada Tuhan daripada pada peserta yang mengaku ateis. Dengan demikian, penelitian ini mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu bahwa orang dapat menjadi agresif bila terpapar pada media yang menceritakan kekerasan maupun kekerasan yang dibenarkan.

Namun demikian, hasil penelitian tersebut tidak berarti bahwa membaca teks keagamaan yang menceritakan kekerasan akan otomatis meningkatkan agresivitas. Para peneliti tersebut membahas bahwa hanya bila konteks kekerasan dalam teks keagamaan yang difokuskan, seperti dalam penelitian ini, agresivitas akan meningkat.

Bentuk pdf siap terbit artikel jurnal laporan penelitian tersebut dapat diperoleh dari sini.


...dan omong-omong...

Labels: , ,


...selengkapnya

1.3.07

Bawang tidak terbukti menurunkan kadar kolesterol

PhysOrg.com: Garlic's value in treating cholesterol may be more fiction than fact

Sejak dulu bawang putih disebut-sebut sebagai bahan alami berkhasiat bagi kesehatan, dari meningkatkan daya ingat sampai mencegah kanker. Kini, hasil penelitian terbaru mempertanyakan kemampuan bawang untuk menurunkan kadar kolesterol. Kesimpulannya: tidak ada bukti nyata bahwa bawang memiliki kemampuan tersebut.

Pada penelitian yang dilakukan di Universitas Stanford, AS tersebut, 192 orang subjek penelitian berumur 30-65 tahun dengan kadar kolesterol "jelek" (LDL) cukup tinggi dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing dari mereka lalu mengonsumsi bawang 6 hari seminggu selama 6 bulan; kelompok pertama mengonsumsi bawang putih mentah, kelompok kedua dan ketiga mengonsumsi produk suplemen dari bubuk bawang putih, dan kelompok terakhir mengonsumsi placebo. Setiap harinya masing-masing subjek mengonsumsi jumlah bawang yang setara dengan satu siung.

Hasilnya, tidak satupun bahan bawang tersebut yang secara statistik signifikan menurunkan kadar kolesterol subjek penelitian. Dengan hasil tersebut penelitian ini telah menambah daftar penelitian sebelumnya mengenai khasiat bawang putih untuk menurunkan kolesterol yang memang sangat tidak konsisten. Namun demikian, para peneliti itu juga menyebutkan bahwa hasil penelitian setelah tahun 1995 secara konsisten menunjukkan tidak adanya efek signifikan bawang terhadap kadar lipid darah.

Hasil penelitian ini, seperti semua penelitian lain, tidaklah dapat dijadikan acuan mutlak. Para peneliti tersebut juga menyatakan bahwa hasil penelitian mereka tidak menunjukkan bahwa bawang putih tidaklah memiliki khasiat bagi penyakit jantung pada umumnya.

Labels: , ,


...selengkapnya

15.2.07

Raksasa farmasi buka data untuk semua

Forbes: Biology Goes Open Source

Perusahaan besar mungkin memang terkenal ketat menjaga rahasia perusahaannya, termasuk perusahaan obat yang menjaga ketat data penelitiannya. Dan semua tentu berorientasi profit. Mungkin itu juga salah satu pemicu ketidakrelaan Indonesia membagi sampel virus flu burung bagi pihak lain. Tapi ternyata ada pula perusahaan farmasi yang justru membuka data penelitiannya tentang genetika penyakit diabetes mellitus bagi ilmu pengetahuan.

Novartis, raksasa farmasi asal Swiss yang bekerja sama dengan pihak-pihak akademi dari Swedia dan Amerika Serikat, telah melakukan penelitian untuk mengetahui gen-gen manusia mana saja yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Hasil penelitian yang rencananya akan diterbitkan (mustinya pada jurnal ilmiah) tersebut dapat diakses bebas di situs web proyeknya.

Pada penelitian tersebut, data genetik 1500 orang pasien diabetes mellitus dibandingkan dengan data genetik 1500 orang sehat (semua subjeknya berasal dari Swedia). Dengan membandingkan sekitar 500.000 situs genetik atau gen, dapat dilihat gen mana yang umumnya ditemui aktif atau tidak aktif pada penderita diabetes. Dengan demikian, para ilmuwan lalu dapat memfokuskan diri lebih lanjut pada gen-gen yang berkaitan dengan diabetes mellitus tersebut. Itulah mengapa hasil penelitian tersebut dibuka kepada publik, seperti umumnya hasil penelitian ilmiah lain yang terbuka bagi kalangan ilmiah untuk dapat ditindaklanjuti.

Selain meneliti keterkaitan genetik terhadap diabetes mellitus tipe 2, penelitian tersebut juga digunakan untuk melihat keterkaitan genetik yang berhubungan dengan glukosa tubuh, obesitas, lipid, dan tekanan darah.


...dan omong-omong...

Labels: , , ,


...selengkapnya

6.2.07

Keroyokan mencari obat malaria

Science Daily: From Sheffield To Singapore, International Computing Grid Battles Malaria

Bayangkan bila Anda harus mencari sesuatu yang sulit sekali ditemukan (contoh klasiknya: mencari jarum di tumpukan jerami). Berkemungkinan besar akan lebih mudah bila Anda melakukannya bersama banyak orang, masing-masing orang mencari di sebagian kecil tumpukan jerami tersebut. Tapi bagaimana bila tumpukan jeraminya sebesar Himalaya? Tentu Anda akan membutuhkan banyak sekali orang untuk mencari bersama dengan Anda. Itulah kira-kira yang telah dilakukan para ilmuwan dari 27 negara untuk mencari obat untuk malaria.

Para ilmuwan tersebut tergabung dalam proyek WISDOM (World-wide In Silico Docking On Malaria), proyek ambisius yang memiliki visi untuk menggunakan teknologi informasi terkini dalam proses penemuan obat. Proyek ini didasarkan pada teknologi komputasi grid, yaitu salah satu bentuk teknik komputasi terdistribusi yang memanfaatkan kemampuan komputasi secara sekaligus banyak komputer yang terhubung dalam suatu jaringan (dalam hal ini, internet). Dengan kemampuan komputasi yang tinggi tersebut, para ilmuwan yang tergabung dalam proyek ini berusaha mencari obat yang tepat untuk malaria dengan cara menyeleksi senyawa-senyawa kimia berdasarkan kecocokannya dengan protein tertentu dari Plasmodium, parasit penyebab malaria. Senyawa kimia yang "cocok", yaitu mampu berikatan dengan protein tersebut, diharapkan dapat menghalangi kerja protein parasit itu dan dengan demikian menjadi kandidat obat malaria.

Hal serupa pernah dilakukan oleh proyek ini pada tengah tahun 2005 dan 2006; yang pertama untuk malaria, sementara yang kedua untuk flu burung. Proyek pertama telah menghasilkan tiga kandidat obat baru untuk malaria yang kini sedang diteliti di laboratorium klinis. Sementara itu, proyek ketiga ini, yang berlangsung 1 Oktober sampai 31 Januari lalu, telah memanfaatkan sekitar 5000 komputer dari seluruh dunia (termasuk Korea Selatan, Singapura, dan Thailand) untuk menyeleksi sekitar 140 juta senyawa kimia dan menghemat waktu 420 tahun, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bila digunakan hanya sebuah komputer. Kabarnya, mereka kembali akan melakukan proyek serupa pada tahun 2007 ini dengan target flu burung.


...dan omong-omong...

Labels: , ,


...selengkapnya

1.2.07

Sampo natural oil tumbuhkan payudara anak laki-laki

NewScientst: Natural oils gave young boys breasts

Young boys, hati-hati menggunakan sampo atau losion berbahan natural oil. Penelitian di Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa penggunaan sampo ataupun losion badan yang mengandung minyak lavender atau minyak dari pohon teh dapat menimbulkan pertumbuhan payudara pada anak laki-laki. Bahan-bahan tersebut menimbulkan efek demikian diduga karena bersifat mirip hormon seks wanita, estrogen.

Gynecomastia, yaitu pembesaran payudara pada pria, memang dapat terjadi pada remaja pria usia puber atau sesudahnya. Namun demikian, subjek kasus ini adalah tiga bocah laki-laki berusia empat, tujuh, dan sepuluh tahun yang belum memasuki usia puber.

Penelitian itu menyebutkan bahwa minyak-minyak tersebut bekerja dengan meniru estrogen dan menghambat sinyal hormon pria. Dikatakan bahwa kedua zat tersebut merupakan zat pertama yang ditemukan memiliki sekaligus kedua aktivitas tersebut, walaupun memang sifat-sifat itu juga dilaporkan dimiliki oleh beberapa jenis minyak esensial lainnya.

Efek minyak-minyak tersebut terhadap wanita sendiri belumlah diketahui. Dan untunglah, penghentian penggunaan produk-produk berbahan zat-zat tersebut ternyata melenyapkan efek sampingnya. Para peneliti menduga bahwa efek samping negatif tersebut dapat muncul setelah dosis minimum tertentu.


...dan omong-omong...

Labels: ,


...selengkapnya

29.1.07

Ganteng itu relatif, (jelek itu mutlak?)

NewScientist: Beauty is in the eye of your friends

Cewek-cewek, akui saja bahwa kalian menganggap Brad Pitt itu ganteng hanya karena teman-teman kalian menganggap dia ganteng. Ini sudah dibuktikan secara ilmiah! Atau setidaknya, ada bukti yang mendukung hal tersebut dari hasil penelitian di Inggris ini.

Pada penelitian tersebut, orang diberi gambar berisi potret dua orang pria berbeda dan diminta menentukan pria mana yang lebih menarik. Selanjutnya, gambar sepasang pria yang sama diberikan dengan tambahan potret wanita sedang memandang ke arah salah satu pria tersebut; wanita tersebut bisa digambarkan sedang tersenyum atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret pria yang terlihat sedang diamati oleh potret wanita yang tersenyum cenderung dianggap menarik oleh wanita penilai. Bila pria yang menilai, hal yang terjadi adalah kebalikannya; potret pria yang terlihat sedang diamati oleh potret wanita yang tersenyum cenderung dianggap tidak menarik.

Hasil penelitian tersebut mendukung bukti-bukti dari spesies lain bahwa makhluk betina cenderung memilih jantan yang pernah dilihatnya bersama betina yang lain. Artinya, betina cenderung memilih pasangannya berdasarkan penilaian "teman-temannya". Mungkin hal tersebut dilakukan betina untuk menghemat energi dan waktu; daripada susah-susah mencari pejantan sempurna, pilih saja yang sudah pernah dipilih betina lain.

Lalu bagaimana dengan kecenderungan penilai pria tadi? Para ilmuwan pelaku penelitian tersebut berkesimpulan bahwa semangat kompetisi membuat pria cenderung menilai negatif pria lain yang mendapat perhatian secara sosial oleh wanita. Dengan kata lain, wajar bila pria menganggap Brad Pitt atau Orlando Bloom itu jelek...hehehe.


...dan omong-omong...

Labels: , ,


...selengkapnya